Cukup dua kali kita bertemu, dan kau telah berani mengatakan akan menungguku sampai waktu yang tepat itu. Tuhan, mimpi apa aku bertemu dengan pria sepertimu. Yang tidak selalu ada untukku, yang tidak setiap hari menghubungiku, dan tidak setiap waktu dapat menatapku.
Tapi ternyata aku tidak membutuhkanmu selalu ada disisiku, cukup hati yang merasa, kita rasa. Bukankah sudah sebuah komitmen untuk tidak memiliki hubungan apapun diantara kita - tidak selalu ada komunikasi diantara kita? Jadi jangan salahkan jika salah satu diantara kita pergi tanpa izin terlebih dahulu.
Ternyata memang tidak semudah itu, dan kita memang tidak pernah beranjak dari tempat masing-masing untuk saling mendoakan agar kita dapat bertemu suatu hari nanti.
Kepergianku mungkin telah menyadarkanmu , yang jauh lebih mudah dirindukan daripada yang disisimu. Sayang, aku mungkin bukanlah aisyah yang kecerdasannya dapat memukau dirimu, atau khadijah yang berlimpah hartanya, aku bukan seorang yang sempurna, mungkin karena itulah ketika kau menawarkan diri menjadi imamku, aku mengatakan iya.. Karena kaulah yang akan menyempurnakanku. Insyaallah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar