Kamis, 26 April 2012

call me crazy, it's true!

Saya tidak tergila-gila dengannya, mata saya masih normal untuk mengakui bahwa sebenarnya makhluk yang saya bicarakan ini biasa-biasa saja. Jauh dari bayangan lelaki masa depan saya. Tapi sumpah demi Tuhan dan seluruh alam, saya mencintainya. Cinta. Gila memang kalau saya bisa bilang cinta dengan dia.

Jarang memang kami bisa diam. Membicarakan masa depan kami bersama, bermesraan di depan umum layaknya dua orang manusia yang saling jatuh cinta- nonsense- jauh dari harapan. Kami saling menghina, memaki, mencaci, membuka aib secara blak-blakan, tapi kami saling cinta. Tidak tahu mengapa tapi kami sepertinya bahagia.

Mungkin saya sedikit memiliki kelainan. Entah mengapa saya bahagia bila melihat dia marah dengan saya. Kami tidak bisa memeluk dengan tenang karena tahu ada cakar-cakar yang emnyentuh punggung, siap untuk mencakar, kapanpun itu. Life goes crazy, so do i.

Saya terlanjur mencintai semua yang ada pada dirinya. yang baik maupun yang buruk dan kami melewati sebuah proses. Dari cuma main-main. Saling memainkan. Sampai tidak ada main-main tetapi intinya, tidak ada satupun orang yang merestui jalannya hubungan kami.

Kalaupun saya tidak berujung dengannya, saya ingin kami berusaha untuk mempertahankan hubungan ini. Tidak begitu saya menyerah atas masalah-masalah yang memang kami buat. Dan cekalan-cekalan dari mereka. Setidaknya kami memang serius.

Dan akhirnya saya akui cinta itu memang iya adanya. Bagaimana pun bentuknya, saya tetap mencintainya, meskipun mulai dari sekarang saya harus bersiap untuk rela melepaskannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar