Senin, 09 Juli 2012

Abang Uda part 1

Kangen seseorang di masa lalu itu kayaknya hal wajar, dan well, itu sering terjadi pada saya. Meskipun hanya hitungan minggu, saya merasa bahagia pernah jalan dengan abang uda.

Terlalu cocok, bahaya buat diteruskan kata orang. Itu juga yang saya takutkan, karena saya rasa memang saya benar-benar sayang dengan dia. Saya takut buat bikin hubungan ini jadi berujung seperti hubungan sebelumnya. Gak lagi-lagi mau saya yang terlalu sayang.

Apalah artinya perasaan beberapa minggu itu? Bisa terhapus dengan mudah, saya pikir. Seperti mudahnya saya buang muka dengan mantan terakhir yang super duper bangsat itu. Tapi nyatanya, jauh beda dengan yang saya duga.

Satu hal yang paling menyiksa saya saat ini : melihat wajahnya! Entah itu difoto atau secara langsung, sama-sama berbahaya. Rasa yang hanya kami berdua bisa rasa - sungguh menyiksa! Komunikasi mata kami bukan cuma bikin dosa, bisa bikin galau juga.

Hanya mata yang berbicara saat ini. Bibir penuh yang menyunggingkan senyuman, sapaan-sapaan biasa yang sebenarnya, maknanya terasa dalam buat kami, betul-betul bisa buat saya gila.

Mata bulat itu, alis tebal yang menaunginya, dan senyum khasnya, betul-betul berbicara dengan tubuh saya, seolah menyihirnya menjadi kaku dan menyiratkan semua yang pernah kami lewati bersama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar